Agar
dalam penggambaran perspektif 1 titik hilang mendekati pandangan yang
sebenarnya, maka perlu diperhatikan ketentuanketentuan yang dapat mempengaruhi,
antara lain sebagai berikut :
1). Letak Bidang
Gambar
Dalam
penggambaran perspektif 1 titik hilang letak benda yang digambar tidak terlalu
menentukan sekali. Akan tetapi peletakan bidang gambar sangat menentukan,
karena letak bidang gambar sangat penting sebagai pedoman dalam pengukuran
tinggi, panjang/lebar suatu benda atau obyek yang digambar. Peletakan bidang
gambar dalam penggambaran biasanya tergantung dari pada penggambaran itu
sendiri yaitu sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Untuk lebih jelasnya
prinsip letak bidang gambar terhadap obyek yang digambar dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar
Letak Bidang Gambar Dibelakang obyek, Gambar Letak Bidang Gambar Tepat Pada
Obyek, dan Gambar Letak Bidang Gambar Dimuka Obyek:
Batas
penglihatan mata atau batas pandangan untuk perspektif 1 titik hilang kurang
lebih 30º. Tetapi dalam penggambaran kadangkadang atau kebanyakan batas sudut
pandangannya tidak mendapatkan perhatian. Ini dikarenakan kita ingin
memperlihatkan benda-benda yang ada dalam ruangan sebanyak mungkin. Dan juga kita
berkeinginan gambar kelihatan lebih besar dan pemakaian kertas gambar tidak
terlalu besar atau berlebihan.
Tetapi
perlu diingat bahwa bila kita hanya ingin memenuhi selera dengan gambar yang
besar dan tidak memenuhi batas penglihatan mata, maka hasil gambar tidak akan
sesuai dengan penglihatan mata kita yang sebenarnya.
3). Arah Pandangan
Arah
pandangan mata sesuai dengan kehendak orang yang melihat, yaitu hasil gambar
berbentuk simetris atau tidak simetris. Sedangkan garis yang dibentuk oleh
station point (SP) dan vanishing point (VP) tetap tegak lurus terhadap garis
horison atau cakrawala.
4). Jarak Orang
Melihat
Sebaiknya
jarak tempat orang yang melihat atau jarak station point (SP) terhadap bidang
datar yang tegak atau bidang gambar sesuai dengan sudut batas pandangan pada
obyek. Dan biasanya besar sudutnya melebihi dari 30º.
5). Letak Bidang
Gambar
Letak
bidang gambar hendaknya diambil yang praktis, untuk memudahkan penggambaran
ataupun dalam penetapan sebagai pedoman pengukuran. Untuk itu sebaiknya
terletak tepat pada bidang tegak yaitu dinding.
6). Tinggi Horison
Letak
horison atau tinggi horison biasanya sesuai dengan tinggi orang yang melihat ±
1.60 m. Tetapi dalam penggambaran dapat dilaksanakan sesuai selera atau kesan
yang akan dicapai terhadap benda/obyek yang dilihat. Sehingga letak horison
dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah, jadi tidak harus dengan ketinggian
1.60 m.
7). Titik Hilang
(Vanishing Point)
Titik
hilang pada perspektif ini hanya terdapat satu saja, karena letak bidang
obyeknya ada yang sejajar dengan bidang gambar. Akibat dari ini maka bidang
obyek yang sejajar dengan bidang gambar tidak mempunyai titik hilang (Vanishing
Point) menurut penglihatan mata kita. Tetapi bidang obyek yang tegak lurus
dengan bidang gambar mempunyai 4 garis yang sejajar dan garis tadi bila dilihat
semakin jauh seakan-akan menjadi satu titik yang disebut titik hilang (Vanishing
Point) dan memotong garis horison. Adapun garis yang menghubungkan antara titik
hilang (vanishing point) dengan station point tegak lurus terhadap horison.
8). Penentuan Skala
Hasil
gambar perspektif dapat sesuai dengan skala yang ditentukan. Hanya saja bila
menginginkan gambar yang agak besar, denah yang dipakai sebagai pedoman dalam
penggambaran juga harus besar, sehingga kertas gambar yang diperlukan ukurannya
juga cukup besar.
Tetapi
bila dengan cara kelipatan yaitu gambar denah sebagai pedoman kecil gambar
dapat menjadi besar. Untuk itu faktor kelipatan, merupakan hal yang sangat
penting atau perlu mendapatkan perhatian karena hasil gambar perspektif akan menjadi
lebih besar dari pada skala denah dan ini tergantung dari perbandingan
kelipatannya.
Agar
mudah dalam mengalikan, maka faktor kelipatan hendaknya dibuat dengan skala
yang bulat.
Misalnya
: 2 x ; 3 x ; 4 x Jangan sampai membuat dengan 1,2 x ; 2,7 x
Demikian
juga halnya ukuran atau skala dalam denah akan sangat menentukan hasil gambar
perspektifnya.
Contoh
:
Suatu
ruangan mempunyai ukuran panjang 5 m, lebar 3,5 m dan tinggi plafon 3 m. Tinggi
orang yang melihat (horison)1,60 m. Adaseorang anak yang berdiri dengan
ketinggian 1,45 m. Bila denah digambar dengan skala 1 : 100, maka dalam gambar denah
menjadi :
x
panjang = 5,00 cm
x
lebar = 3,50 cm
x
tinggi = 3,00 cm
x
tinggi horison = 1,60 cm
x
tinggi orang = 1,45 cm
Sehingga
bila dalam gambar perspektif dibuat dengan kelipatan 2 x, maka ukuran dalam
gambar perspektif menjadi :
x
panjang ruangan= 10,0 cm
x
tinggi plafon = 6,0 cm
x
tinggi horisin = 3,2 cm
x
tinggi orang = 2,9 cm
x
Lebar tidak menentukan, karena lebar disini arahnya tidak sejajar dengan bidang
gambar.
Dalam
menetapkan ukuran penggambaran, diukur dari garis bawah bidang gambar dan ini
juga masih tergantung bidang gambar mana yang dipakai sebagai pedoman dalam
pengukuran.